Dari lahir hingga matinya, manusia tak akan lepas dari proses mengumpulkan pengetahuan. Contoh paling mudah adalah pengetahuan yang didapat melalui proses sensori indera.
Pengetahuan tentang warna, tentang nada, tentang perbedaan panas dingin semuanya didapat melalui pengalaman langsung inderawi.
Pengalaman
 inderawi hanya menjadi bagian kecil bagaimana manusia memperoleh 
pengetahuan. Dalam perkembangannya, cara memperoleh pengetahuan telah 
merentang sedemikian jauh diiringi dengan ragam pengetahuan itu sendiri.
 
Lantas bagaimana proses manusia mendapatkan pengetahuan?
Lantas bagaimana proses manusia mendapatkan pengetahuan?
Tahap pertama dicapai melalui konseptualisasi.
 Benda nyata  seperti piring atau sendok perlu dikonseptualisasi melalui
 proses mental. Pengalaman atas piring dan sendok diabstraksi dan 
kemudian disatukan menjadi pengalaman mental yang tersimpan dalam otak.
Proses
 ini terjadi berulang tiap manusia mendapatkan pengetahuan baru. 
Kemampuan konseptualisasi tidak akan sama antara  satu orang dengan yang
 lain. Pengetahuan akan piring dan sendok relatif mudah dipahami karena 
keduanya merupakan perkakas sederhana, nyata, bisa dilihat maupun 
diraba.
Namun jenis pengetahuan yang melibatkan struktur yang 
rumit serta abstak akan membutuhkan usaha dan mungkin juga kemampuan 
lebih untuk memahaminya. Kabar baiknya, layaknya pengetahuan itu 
sendiri, kemampuan konseptualisasi juga bisa dilatih dan dikembangkan.
Sumber : http://syafrilhernendi.com/2010/03/04/konseptualisasi-dan-verifikasi-cara-kita-memperoleh-pengetahuan/
Sumber : http://syafrilhernendi.com/2010/03/04/konseptualisasi-dan-verifikasi-cara-kita-memperoleh-pengetahuan/
Nama : Florentia Vanya Rachel Sanggar
NPM : 12111939
Kelas : 1KA30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar