Alinea
    Dalam kenyataannya 
kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu 
kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini 
wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping 
bentuknya yang kurang ideal 
jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai 
dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang 
lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf 
sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal 
yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa 
kemampuan menyusun  paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan 
sebuah karangan.
Syarat Paragraf
     Paragraf yang efektif harus memenuhi dua syarat ,yaitu adanya kesatuan dan kepaduan.
1) Kesatuan paragraf 
   
 Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam
 paragraf hanya membicarakan satu ide pokok ,satu topik / masalah. Jika 
dalam sebuah paragraf  terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah 
yang sedang di bicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari
 satu ide atau masalah.
2) Kepaduan paragraf
   
 Seperti halnya kalimat efektif , dalam paragraph ini juga dikenal 
istilah kepaduan atau koherensi. Kepaduan paragraf akan terwujud jika 
aliran kalimat berjalan mulus dan lancer
 serta logis. Untuk itu, cara repetisi, jasa kata ganti dan kata 
sambung, serta frasa penghubung dapat dimanfaatkan. Selengkapnya 
mengenai syarat paragraf.
     Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik
 karena kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide 
utama paragraf. Pengembangan paragraph deduktif, misalnya, yang 
menempatkan ide/gagasan utama pada awal paragraf, pasti berbeda dengan 
pengembangan paragraf induktif yang merupakan kebalikan dari paragraf 
deduktif. Demikian juga dengan tipe paragraf yang lainnya.
     Selain kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan pula
 dengan fungsi paragraf yang akan dikembangkan: sebagai paragraf 
pembuka, paragraf pengembang, atau paragraf penutup. Fungsi tersebut 
akan mempengaruhi pemilihan metode pengembangan karena misi ketiga 
paragraf tersebut dalam karangan saling berbeda .
    Metode pengembangan paragraf
 akan bergantung pada sifat informasi yang akan disampaikan,yaitu: 
persuasive, argumentatif, naratif, deskriptif, dan eksposisi. Metode 
tersebut sudah pasti digunakan untuk mengembangkan alinea argumentatif, 
misalnya akan berbeda dengan naratif.
     Setelah mempertimbangkan  factor
 tersebut barulah kita memilih salah satu metode pengembangan paragraf 
yang dianggap paling tepat dan efektif. Diantara banyak metode 
pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku – buku komposisi, 
disini diangkat enam metode yang umum dipakai untuk mengembangkan alinea
 dalam penulisan karangan. Metode yang dimaksud adalah : metode 
definisi, metode contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus, dan 
metode klasifikasi.
     Didalam mengarang, keenam 
metode pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih berganti 
sesuai dengan keperluan mengarang si penulisnya.
1)      Metode Definisi
    
 Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan 
pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang 
jelas, penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan 
cirri khas konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat 
definisi, kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita 
definisikan di dalam teks definisi itu
2)      Metode Proses
    
 Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea 
menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan 
atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan 
atau tahap – tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda, 
penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali 
peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama lainnya. Proses
 kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan proses 
peristiwa sejarah.
3)      Metode Contoh
    
 Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. 
Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci 
tentu harus disusun berbentuk paragraf.
4)      Metode Sebab-Akibat
    
 Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk 
menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau 
sebaliknya. Factor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah 
kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya 
harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran 
manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil di tengah 
karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat paragrafnya 
argumentative murni atau dikombinasikan dengan deskriptif ata eksposisi.
5)      Metode Umum-Khusus
    
 Metode umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak dipakai untuk 
mengembangkan gagasan paragraf agar tampak teratur. Bagi penulis pemula,
 belajar menyusun paragraf dengan metode ini adalah yang paling 
disarankan. Pertimbangannya, di samping mengembangkan urutan umum-khusus
 relative lebih gampang,juga karena model inilah yang paling banyak 
dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan eksposisi seperti arikel dalam
 media massa.
6)      Metode Klasifikasi
    
 Bila kita akan mengelompokan benda-benda atau non benda yang memiliki 
persamaan ciri seperi sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara
 yang paling tepat adalah dengan metode klasifikasi. Klsifikasi 
sebenarnya bukan khusu untuk persamaan factor tersebut di atas, tetapi 
juga untuk perbedaan. Namun, pengelompokan tidak berhenti pada 
inventarisasi persamaan dan perbedaan. Setelah dikelompokan, lalu 
dianalisis untuk mendapatkan generalisasi, atau paling tidak untuk 
diperbandingkan atau dipertentangkan satu sama lainnya.
    
 Paragraf memiliki banyak ragamnya. Untuk membedakan paragraf yang satu 
dari paragraf yang lain berdasarkan kelompoknya,yaitu : jenis paragraf 
menurut posisi kalimat topiknya, menurut sifat isinya, menurut fungsinya
 dalam karangan.
1) Jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya     
    
 Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena
 berisi gagasan utama itulah keberadaan kalmat topic dan letak posisinya
  dalam paragraf menjadi penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf
 yang akan memberi warna sendiri bagisebuah paragraf. Berdasarkan posisi
 kalimat topik, paragraf dapa dibedakan atas empat macam, yaitu : 
paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif, 
paragraf penuh kalimat topik.
A. Paragraf Deduktif
    
 Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian 
awal paragraf ,yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan 
terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan
 atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).
Contoh paragraf deduktif :
"
 Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak mudah 
terserang penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan yang jarang atau
 tidak pernah berolahraga sangat jelas berbeda. Contohnya jika kita 
sering berolahraga fisik kita tidak mudah lelah, sedangkan yang jarang 
atau tidak pernah berolahraga fisiknya akan cepat lelah dan mudah 
terserang penyakit."
Contoh paragraf deduktif
"
 Orang yang sukses adalah orang yang mampu menangkap sebuah peluang dan 
memanfaatkan peluang itu untuk meraih suatu keberhasilan. Kemampuan  
membaca dan memanfaatkan peluang itulah yang menghantar Rahayu S. 
Purnami, lulusan Farmasi Universitas Padjadjaran Bandung, sampai kepada 
kesuksesan menjadi pengusaha salon keliling yang memberikan pelayanan 
“door to door”. 
B. Paragraf Induktif
    
 Bila kalimat pokok ditempatkan dipada akhir paragraf akan terbentuk 
paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih 
dahulu,barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan.
Contohnya:
"
 Pak Sopian memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Tetangganya, Pak 
Gatot, juga memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Adik Pak Gatot, Ali 
Bashya, malah memiliki kebun kakao yangt lebih luas daripada kakaknya, 
yaitu 2,5 hektar. Tahun ini merupakan tahun ketiga bagi mereka memanen 
kakao. Seperti mereka, dari 210 penduduk petani di Desa Sriwaylangsep, 
175 kepala keluarga berkebun kakao. Maka, tidaklah heran apabila Desa 
Sriwaylangsep tersebut dikenal dengan Desa Kakao.
Contoh paragraf induktif ."
" Yang menyebabkan banjir di 
Jakarta sangat jelas disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Contohnya
 saja masih banyak orang-orang yang buang sampah yang tidak pada 
tempatnya. Selain itu masyarakat juga tidak peduli terhadap selokan di 
sekitarnya. Oleh sebab itu maka seharusnya pemerintah setempat harus 
lebih mensosialisasikan bahaya banjir kepada masyarakat. Supaya 
masyarakat dapat ikut serta dalam bersosialisasi terhadap bahaya banjir.
 Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa seluruh masyarakat dan 
pemerintah setempat harus menggalakan supaya Jakarta bebas banjir dengan
 cara membuang sampah pada tempatnya dan membersihkan selokan di 
sekitarnya."
C. Paragraf  Deduktif-Induktif
    
 Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, 
terbentuklah paragraf  deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf 
umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat 
pada awal paragraf.
" Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia
 memerlukan rumah yang kuat,murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum 
sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Tampaknya 
bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung beapi sangat menarik 
perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini 
menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah 
dan sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat."
D. Paragraf penuh kalimat topik
    
 Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak 
satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu 
dapat atau biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topic karena
 kalimat yang satu dan lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam ini 
sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat dskriptif dan naratif 
terutama dalam karangan fiksi.
Contoh paragraf penuh kalimat topik :
"
 Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan udara
 yang sejuk dan menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah terdengar suara
 ayam berkokok yang menandakan pagi hari yang sangat indah. Kuhirup 
udara pagi yang segar sepuas-puasku."
2) Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya 
    
 Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud 
penulisannya dan tuntutan korteks serta sifat informasi yang akan 
disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan 
sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf adalah 
pekerjaan mengarang juga.
Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat digolongkan atas lima macam,yaitu:
o Paragraf Persuasif
 : adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi 
atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan
 iklan,terutama majalah dan Koran . Sedangkan paragraf argumentasi, 
deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti 
buku,skripsi makalah dan laporan. Paragraf naratif sering dipakai untuk 
karangan fiksi seperti cerpen dan novel. 
Contoh : “Marilah kita 
membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita bebas dari banjir 
dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah – sampah yang di 
buang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri 
kita masing – masing untuk membuang  sampah pada tempatnya.
o Paragraf argumentasi : adalah isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti_bukti alasan yang mendukung.
Contoh : “Menurut Ketua 
panitia, Derrys Saputra, mujur merupakan kegiatan rutin yang 
diselenggarakan oleh HMTK untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru. 
Bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan kepengurusan MHTK periode 2008
 – 2009, maka sebagai penggantinya dilakukan mujur untuk memilih ketua 
dan wakil HMTK yang baru untuk masa kepengurusan 2009 – 20010.”
o Paragraf naratif : adalah isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau cerita.
Contoh
 : “ Pada game pertama, Kido yang bermain dengan lutut kiri dibebat 
mendapat perlawanan ketat Chai/Liu hingga skor imbang 16 – 16. pada 
posisi ini, Kido/Hendra yang lebih berpengalaman dalam berbagai 
kejuaraan memperlihatkan keunggulan mereka.” 
o Paragraf deskritif : adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
Contoh : “Kini hadir 
mesin cuci dengan desain bunga chrysant yang terdiri dari beberapa 
pilihan warna, yaitu pink elegan dan dark red untuk ukuran tabung 15 kg.
 Disamping itu, mesin cuci dengan bukaan atas ini juga sudah dilengkapi 
dengan LED display dan tombol-tombol yang dapat memudahkan penggunaan. 
Adanya fitur I-sensor juga akan memudahkan proses mencuci”.
o Paragraf eksposisi : adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu.
Contoh :“Rachmat Djoko 
Pradopo lahir 3 November 1939 di Klaten, Jawa Tengah. Tamat SD dan SMP 
(1955) di Klaten, SMA II (1958) di Yogyakarta. Masuk Jurusan Sastra 
Indonesia Universitas Gadkah Mada, tamat Sarjana Sastra tahun 1965. pada
 tahun 1978 Rachmat mengikuti penataran sastra yang diselenggarakan oleh
 Pusat Bahasa Jakarta bersama ILDEP dan terpilih untuk melanjutkan studi
 di Pascasarjana Rijkuniversiteit Leiden, Nederland, tahun 1980 – 1981, 
di bawah bimbingan Prof. Dr. A. Teeuw”.
3) Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan 
     Menurut fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 , yaitu:
1)      Paragraf Pembuka
     Bertujuan mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan .
Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk:
1. menghantar pokok pembicaraan
2. menarik minat pembaca
3. menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan.
     Setelah memiliki ke tiga 
fungsi tersebut di atas dapat dikatakan paragraf pembuka memegang 
peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan. Paragraf pembuka 
harus disajikan dalam bentuk yang menarik untuk pembaca. Untuk itu 
bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf 
pembuka,yaitu:
1. kutipan, peribahasa, anekdot
2. pentingnya pokok pembicaraan
3. pendapat atau pernyataan seseorang
4. uraian tentang pengalaman pribadi
5. uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
6. sebuah pertanyaan.
2)      Paragraf Pengembang
    
 Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang 
sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka. Paragraf ini didalam 
karangan dapat difungsikan untuk:
1.mengemukakan inti persoalan
2. memberikan ilustrasi
3. menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
4. meringkas paragraf sebelumnya
5. mempersiapkan dasar bagi simpulan.
3)Paragraf Penutup
    
 Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh 
karangan. Paragraf  ini sering merupakan pernyataan kembali maksud 
penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk 
mengakhiri karangan. Penyajian harus memperhatikan hal sebagai berikut :
1. sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlslu psnjsng
2. isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian
3. sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dpat menimbulkan kesan yang medalam bagi pembacanyaSumber : http://ellopedia.blogspot.com/2010/09/paragraf.html

