Jumat, 18 Oktober 2013

kutipan kata-kata dari vicky prasetyo saat wawancara dengan zaskia



Inilah transkrip wawancara kocak ala Vicky Prasetyo, mantan tunangan penyanyi dangdut Zaskia Gotik saat memberikan keterangan pers kepada pekerja infotainment:

Di usiaku ini, twenty nine my age, aku masih merindukan apresiasi, karena basicly aku senang musik, walaupun kontroversi hati aku lebih menyudutkan kepada konspirasi kemakmuran yang kita pilih ya.”

kalimat yg benar sesuai EYD : Di usia saya sekarang, 29 tahun, saya masih menginginkan apresiasi. karena dasarnya saya menyukai musik, walaupun kegalauan hati saya lebih menyudutkan untuk mencari kemakmuran, seperti yang saya pilih.

“Kita belajar, apa ya, harmonisisasi dari hal terkecil sampai terbesar. Aku pikir kita enggak boleh ego terhadap satu kepentingan dan kudeta apa yang kita menjadi keinginan.”

kalimat yg benar sesuai EYD : Kita belajar tentang keseimbangan. Saya rasa kita tidak boleh menaruh ego terhadap satu kepentingan, dan keinginan kita.

“Dengan adanya hubungan ini, bukan mempertakut, bukan mempersuram statusisasi kemakmuran keluarga dia, tapi menjadi confident. Tapi, kita harus bisa mensiasati kecerdasan itu untuk labil ekonomi kita tetap lebih baik dan aku sangat bangga…”

kalimat yg benar sesuai EYD : Bukan menjelekkan status keluarga beliau, tapi kita harus bisa mensiasati untuk perekonomian kita agar lebih baik.

Ya. Itulah Vicky. Menilik gaya bahasanya yang terkesan “exclusive”, bisa jadi ucapan Vicky memang cuma untuk segelintir orang. Jika yang segelintir itu juga tak paham, Vicky punya jawab: “Nanti kita komunikasikan lagi soal itu.”

kalimat yg benar sesuai EYD : "Nanti kita bicarakan lagi masalah itu."

Ada satu hal yang menggelitik dari gaya bahasa “gado-gado” ala Vicky. Awalnya sekilas mungkin terdengar lucu dan unik, namun jika dicermati lebih seksama, gaya bahasa seperti ini lambat laun bakal menjadi kebiasaan buruk yang antiklimaksnya justru “mengkudeta” kaidah bahasa yang baku. Barangkali ini yang disebut gejala kontaminasi bahasa.

Gejala Kontaminasi merupakan suatu gejala bahasa yang dalam bahasa Indonesia diistilahkan dengan kerancuan. Gejala ini muncul karena orang kurang menguasai penggunaan bahasa yang tepat, baik dalam menyusun kalimat atau frase maupun dalam mempergunakan beberapa imbuhan sekaligus untuk membentuk kata sehingga melahirkan pola kalimat yang kacau.

Bahasa itu berpola. Dari pola lahir kaidah. Dan kaidah mempermudah kita memahami bahasa. Bahasa Vicky adalah bahasa yang bisa ditemukan sehari-hari di lingkungan pergaulan sekitar kita: tidak berpola, anti-kaidah, seolah-olah bermakna.
Sejatinya bahasa adalah milik bersama, maka seyogianya kita tidak memaknai kata secara subyektif atau berdasarkan pendapat sendiri. Manfaatkanlah kamus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar